Tuesday, May 21, 2019

Cerita MPASI Anak Kedua, Bubur Instan di Sembur !

0
mpasi

Sudah dua minggu adek Ishaaq memulai fase MPASI-nya. Ternyata tantangannya berbeda dengan si abang. Jika anak pertama saya selalu mengedepankan menu tunggal, kali ini saya lebih paham tentang menu 4 kuadran atau yang familiar disebut 4 bintang. Perjuangannya lebih berat mengenalkan langsung menu 4 bintang dari pada menu tunggal yang rasanya lebih disukai anak.

secara umum, menu MPASI anak harus terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan buah sayur. Dengan komposisi sayur dan buah sedikit. Rasanya tentu tidak seenak rasa MPASI tunggal yang biasanya dicampur kombinasi buah manis dan karbo atau buah-buahan yang dilumatkan.

Dulu Khalid memulai MPASI-nya dengan menu tunggal. Dan saya kebingungan saat berat badannya tidak kunjung naik bahkan hingga usianya 9 bulan tetap 8kg. Saya belum paham bahwa harus ada protein hewani dan lemak yang sangat dibutuhkan Khalid. Dari pengalaman Khalid saya bisa menyimpulkan ada 2 dampak buruk menu tunggal :

  1. Berat badan anak sulit naik
  2. kekurangan Zat besi
Berdasarkan pengalaman itu, dan juga terus berkembangnya dunia MPASI anak. Maka anak kedua saya lebih siap dalam menyiapkan menu untuk Ishaaq.

Memulai dengan MPASI Bubur Instan Terfortifikasi

Untuk memenuhi gizi Ishaaq, pengenalan awal saya kenalkan dengan bubur bayi instan terfortifikasi. Saya menghindari pemberian menu tunggal atau buah-buahan saja seperti yang pernah saya lakukan untuk Khalid. Tunggu, jangan hakimi dulu saya malas masak atau sejenisnya. Namun menurut saya pemberian bubur instan adalah salah satu cara terbaik untuk mengenalkan makan pada anak dan nutrisinya lengkap. Anak baru pertama kali makan, lidahnya belum terbiasa mengecap rasa selain ASI. Dan lambungnya masih kecil untuk mampu memakan segala kebutuhan gizi yang harus ia penuhi. Maka saya menjatuhkan pilihan pada bubur instan.

Bagaimana dengan kandungan pengawet pada bubur instan ? Alhamdulillah BPOM melarang pengawet pada makanan bayi. Jadi makanan bayi instan yang beredar itu bebas dari bahan pengawet asal ada ijin BPOM. Lalu bagaimana bubur bayi instan bisa awet ? Ternyata itu melalui proses pengeringan. Jadi bahan makanannya dikering kan dengan sempurna baru dikemas. Makanya bisa awet. Jadi sebelum membeli bubur instan untuk bayi, pastikan ada ijin dari BPOM nya ya mak. Dan pasti akan ada pertanyaan, Dari mana saya tau ??

Maaf ni yaa..
bukannya sok teu alias sok tau. Tapi saya langsung mendapat info dari dokter Apin bahkan beliau meralat bukunya yang bertuliskan bubur instan mengandung pengawet. Jadi saya tidak asal bicara yaa.

Selain itu, banyak-banyak ngobrol dan tanya jawab dengan dokter anak saat anak imunisasi. Saya terbiasa berkonsultasi setiap bulan sekalian imunisasi dengan dr Yuri di RS Elisabeth Batam Kota.

Pertama kali saya memberikan Ishaaq satu sendok makan bubur instan. Bagaimana reaksinya ? Berat mak ! anaknya nampak tersiksa, begidikan merinding dan mau muntah. Hasilnya hanya beberapa sendok kecil saja yang masuk ke mulutnya. Sisanya di sembur-sembur atau dilepeh. Bayangkan, jika kita sudah memasak dengan berbagai bahan premium, namun ternyata anak tidak mau makan karena masih dalam tahap adaptasi mengenal rasa. Pasti saya stress jika dalam posisi itu. Untuk menghindari ke-mubaziran, bubur instan inilah penolong saya.

Selama 3 minggu awal masa MPASI Ishaaq saya hanya memberikan pagi dan sore saja jadwal makannya. Dengan porsi yang sedikit.

Bagaimana dengan buah dan cemilan seperti biskuit ? Saya berikan biasanya disiang hari. Seperti pisang, alpukat dan biskuit bayi. Sama saja reaksi awalnya. Mau muntah ! Hahahaha

Mulai Memasak Menu MPASI

Setelah 2 minggu menggunakan menu bubur instan aneka rasa. Akhirnya saya memasak perdana untuk Ishaaq. Bagaimana reaksinya ? Menolak keras ! Menangis ! dan lebih parahnya disembur-semburkannya hingga mengenai wajah dan baju saya. 

Menu pertamanya hati ayam, brokoli dan tomat yang saya kukus dengan rempah seperti daun salam, lengkuas dan bawang putih untuk menghilangkan amis hati ayam. Setelah matang saya blender dengan margarin dan keju oles. Baunya sih harum. Saya tidak bisa mencicipi karena sedang puasa.

Walau baunya harum rupanya si Adek harus berjuang keras untuk menelannya. Sebelum saya sajikan, saya campurkan unsalted butter satu sendok teh untuk penambah lemak.

Kata Ayahnya, mungkin harus terasa agak manis. Akhirnya saya campurkan 2 butir kurma untuk satu porsi makannya. Alhamdulillah, agak diterima oleh Ishaaq walau proses menelannya cukup menyita waktu. Hahahahah

Pemberian Zat Besi Untuk Ishaaq

Sejak usia 5 bulan, Ishaaq sudah diresepkan zat besi oleh dokter Anak. Dalam satu hari, dia mendapat 6 tetes zat besi. Kata dokter, ini berlangsung hingga 2th.

Tau gak sih, Mak ?
Ada istilah Energy Gap dan Iron Gap.

Energy Gap itu secara sederhana selisih kebutuhan energi yang dibutuhkan anak dengan energi yang dihasilkan oleh Asi untuk anak. Misalnya bayi 6 bulan butuh 650 kilo kalori(kcal) setiap harinya sedangkan dari asi ia hanya mendapat 400kcal, maka selisih 250kcal ini yang dipenuhi oleh MPASI. Alasan inilah mengapa bayi butuh MPASI.

Iron Gap adalah selisih kebutuhan Zat besi yang dibutuhkan bayi dengan zat besi yang dihasilkan ASI untuk bayi. Konsep Iron Gap ini sama persis dengan konsep Energy Gap. Namun kebutuhan zat besi sangat tinggi pada bayi yang belum tentu bisa dicukupi oleh MPASI. Makanya biasanya dokter akan memberikan zat besi pada bayi mulai dari usia 5 bulan.

Mengapa zat besi ini penting ? untuk mencegah anemia dan memenuhi kebutuhan darah bayi karena tubuhnya semakin besar. Dan darah ini yang berfungsi membawa oksigen menuju otak dan sangat berpengaruh pada kecerdasannya.

Namun hati-hati, zat besi hanya diberikan pada bayi atas resep dari dokter. Jadi jangan berikan sembarangan zat besi pada bayi ya, Mak !

Kuncinya Rileks

Semakin berkembangnya ilmu kedokteran, kesehatan, dunia MPASI dan ASI membuat kita sering dilanda tsunami informasi yang membuat kita bingung harus mengikuti yang mana. Dokter A mengatakan MPASI tunggal boleh, sedangkan dokter B mengharamkan MPASI tunggal. Semua terserah pada orang tua. Dan pilih lah yang terbaik untuk anak.

Tak perlu saklek, mengikuti kata dokter A. Karena jika gagal dan tidak sesuai dengan ekspektasi maka kita stress. Misalnya tekstur bubur MPASI bayi 6 bulan harus kental. Indikasinya jika dibalik sendoknya tidak tumpah. Namun kenyataannya Ishaaq kesulitan menelan MPASI yang terlalu kental. Hingga agak saya cairkan.

Dokter mengatakan harus langsung menu 4 bintang, realitanya bayi butuh adaptasi dalam mengenal rasa. Ishaaq mau menelan dengan baik, baru di hari ke-6 MPASInya. Tidak dosa juga jika perkenalan awal hari pertamanya ia memakan alpukat atau buah saja namun kita terus tingkatnya kebutuhan nutrisinya.

Kita yang mengenal baik bayi kita. Kita yang berhadapan langsung dengan bayi kita. Dan tentu kita mengharapkan yang terbaik untuk bayi kita. Namun kita juga butuh rileks dan bahagia.

Menambah ilmu itu penting, sebagai bekal mendampingi proses tumbuh kembang anak. Namun jangan memaksakan keadaan untuk sempurna. Kita juga butuh bahagia. Hahaha

Bhay !
Sudah hampir jam 12.
Tidor dolooo.
Biar gak telat bangun sahur.



Author Image

About Crownleye Dayveed
Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment